1. Manajemen Proyek Konstruksi
1.1. Pengertian Manajemen Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.
Menurut ( Bayu, 2010), manajemen Proyek konstruksi adalah kegiatan merencanakan,mengendalikan dan mengawasi berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah(organisasi) yang bersifat sementara.untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga bangunan terwujud dengan mutu, biaya, dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Ruang lingkup Proyek meliputi:
1. Menentukan waktu proyek dimulai
2. Perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan
3. Pendefinisian ruang lingkup proyek
4. verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek
tersebut dimulai.
Contoh Proyek yang ada dilingkungan kita:
Ruang lingkup Proyek meliputi:
1. Menentukan waktu proyek dimulai
2. Perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan
3. Pendefinisian ruang lingkup proyek
4. verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek
tersebut dimulai.
Contoh Proyek yang ada dilingkungan kita:
1. Proyek konstruksi yaitu Hasilnya berupa pembangunan jembatan, gedung, jalan raya.
2. Proyek Industri Manufaktur Kegiatannya mulai dari merancang hingga terciptanya suatu produk baru.
3. Proyek penelitian dan pembangunan: Melakukan penelitian dan pengembangan hingga terciptanya sebuah produk tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu produk, pelayanan atau suatu metode tertentu.
4. Proyek padat modal: Suatu proyek yang memerlukan modal yang besar. Misalnya :
Pembebasan tanah, pembelian dan pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dsb.
Pembebasan tanah, pembelian dan pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dsb.
5. Proyek Infrastruktur: Penyediaan kebutuhan masyarakat luas dalam hal prasarana transportasi, waduk, pembangkit listrik, instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air minum.
(http://bayuzu.blogspot.com/2010/09/pengertian-ruang-lingkup-manajemen.html).
v Ciri-ciri proyek
- Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir ayau hasil kerja akhir.
- Dalam proses mewujudkan lingkup diatas, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu.
- Bersifat sementara dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
- Non rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
Hal-hal yang dapat menimbulkan proyek
- Rencana Pemerintah
- Permintaan Pasar
- Dari dalam Perusahan yang bersangkutan
- Dari kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Sasaran proyek dan tiga kendala batasan yang harus dipenuhi, yaitu :
- Besar Biaya (anggaran) yang dialokasikan.
- Jadwal.
- Mutu yang harus dipenuhi.
v Macam-macam proyek dari segi pekerjaan
· Proyek Engineering – Konstruksi
· Proyek Engineering – Manufaktur
· Proyek Penelitian dan Pengembangan
· Proyek Pelayanan Manajemen
· Proyek Kapital
· Proyek Radio – Telekomunikasi
· Proyek Konservasi Bio – Diversity
Tipe organisasi proyek
· Fungsional
· Produk dan Area
· Matriks
Ciri organisasi proyek:
· Arus horizontal disamping vertical
· Penanggung jawab tunggal atas berlangsungnya proyek
· Pendekatan sistem dalam perencanaan dan implementasi
Perbedaan Kegiatan Proyek dan Operasional Proyek :
Þ Kegiatan Proyek :
· Bercorak dinamis, non rutin
· Siklus proyek relatif pendek
· Intensitas kegiatan dalam periode siklus proyek berubah-ubah (naik-turun)
· Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan
· Terdiri dari macam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin ilmu
· Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya
Þ Operasional :
· Berulang-ulang, rutin
· Berlangsung dalam jangka panjang
· Intensitas kegiatan relatif sama
· Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam proyek
· Macam kegiatan tidak terlalu banyak
· Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstant.
Tiga hal yang berpengaruh besar berkaitan erat dengan konsep manajemen proyek:
- Manajemen Klasik atau Manajemen Fungsional
Manajemen Klasik menjelaskan tugas-tugas manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan.
- Pemikiran Sistem
Pemikiran yang memandang segala sesuatu dari wawasan totalitas.
- Pendekatan Contigency
Pendekatan yang erat hubungannya dengan situasi dan kondisi yang berarti bahwa tidak ada satupun pendekatan manajemen terbaik yang dapat dipakai untuk mengelola setiap macam kegiatan.
1.2. Jenis-jenis Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan (Ervianto, 2005), yaitu :
a. Bangunan gedung : gedung bertingkatm rumah, kantor, pabrik dan lain-lain
Gambar Bangunan Gedung
Adapun ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah :
¨ Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.
¨ Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif tidak terlalu luas dan kondisi pondasi umumnya sudah diketahui.
¨ Dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing pekerjaan.
b. Bangunan sipil : jalan, jembatan, bendungan dan infrastruktur lainnya
Gambar Bangunan Sipil
Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah :
¨ Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia.
¨ Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
¨ Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan
Kedua kelompok bangunan tersebut sebenarnya saling tumpang tindih, tetapi pada umumnya kedua kelompok bangunan tersebut direncanakan dan dilaksanakan oleh disiplin ilmu perencana dan pelaksana yang berbeda.
1.3. Kegiatan Proyek Konstruksi
Tahapan kegiatan proyek secara umum, meliputi :
a. Tahap studi kelayakan
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkunagnnya.
b. Tahap penjelasan (briefing)
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memungkinkan pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.
c. Tahap perancangan (design)
Tahap ini adalah untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang terlibat, mempersiapkan informasi pelaksanaan yangg diperlukan, termasuk gambar dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.
d. Tahap pengadaan/pelelangan (procurement / tender)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan.
e. Tahap pelaksanaan (construction)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
f. Tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start-up)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu pada tahap ini dibuat suatu catatan mengenai konstruksi petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi
Unsur/badan yang melaksanakan pekerjaan bangunan, antara lain :
a. Pemberi tugas
Pemberi tugas dapat berupa perseorangan / badan hukum yaitu pihak yang menggunakan atau memerlukan suatu fasilitas / proyek sekaligus yang menanggung biaya proyek yang akan didirikan.
b. Konsultan, meliputi :
Þ Perencana, yaitu berupa perseorangan atau badan hukum yang mempergunakan keahliannya berdasarkan pemberi tugas, mengerjakan perancangan atau perencanaan.
Þ Pengawas, yaitu berupa perseorangan atau badan usaha yang mempergunakan keahliannya atas dasar perintah / penunjukkan dari pemberi tugas untuk melakukan pengawasan pelaksaan pekerjaan di lapangan yang dilakukan oleh kontraktor.
Þ Penasehat biaya ( quantity surveyor) adalah seseorang penasehat biaya konstruksi yang bekerja sama dengan pemilik (pemberi tugas). Pada umumnya penasehat biaya ditunjuk oleh arsitek atau engineer (ahli teknik).
Þ Manajemen konstruksi (CM) adalah suatu organisasi yang bersifat multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama pemberi tugas atau pemilik bangunan dan harus mampu bekerja sama dengan konsultan perencana untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu proyek yaitu mulai dari perancangan sampai dengan penyerahan dan pengoperasian proyek.
c. Kontraktor
a. Kontraktor
Merupakan perusahaan perorangan atau perkumpulan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bengunan dan melaksanakan pekerjaan menurut biaya yang telah disepakati (sesuai kontrak) dengan memperhatikan semua persyaratan (aturan yang berlaku), misalnya RKS dan gambar kerja.
Organisasi Proyek Konstruksi
Pada dasarnya bentuk–bentuk organisasi proyek dapat dikelompokkan menjadi lima bentuk organisasi atau pendekatan manajemen, yaitu :
1. Tradisional
Tradisional maksudnya hubungan tersebut merupakan hubungan yang sudah terjadi sejak dulu.
2. Swakelola
Hubungan ini merupakan hubungan yang lekat dengan kekeluargaan.
3. Putar Kunci (Turn Key)
Dalam hubungan ini investor bertanggung jawab penuh atas proyek. Namun apabila bangunan selesai dibangun, bangunan diserahkan oleh investor kepada owner.
4. Proyek yang memisahkan kegiatan perencanaan dengan kegiatan pengawasan pelaksanaan proyek
5. Proyek menggunakan manajer proyek
Ket :
Ikatan Kontrak
Ikatan Fungsional
1. Rencana Kerja dan Rencana Lapangan
Tahap Kegiatan dalam Proyek Konstruksi ;
a. Study Kelayakan
Dimana harus disertai AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya.
b. Tahap Penjelasan
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memungkinkan pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.
c. Tahap Perancangan atau Desain
Tahap ini adalah untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang terlibat, mempersiapkan informasi pelaksanaan yangg diperlukan, termasuk gambar dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.
d. Tahap Pelelangan atau Pengadaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan.
e. Tahap Pelaksanaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
f. Tahan Pemeliharaan dan Persiapan penggunaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu pada tahap ini dibuat suatu catatan mengenai konstruksi petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
2.1. Perencanaan Proyek
Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Karena itulah untuk mencapai tujuan, manajemen harus membuat langkah-langkah proaktif dalam melakukan perencanaan yang komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh kegiatan yang ada di dalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpanan minimal serta hasil akhir maksimal.
Secara umum definisi perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.
Tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan (safety).
1.2. Rencana Kerja
Rencana kerja adalah suatu pembagian waktu secara rinci yang disediakan untuk masing–masing bagian pekerjaan (dari pekerjaan permulaan hingga pekerjaan akhir).
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun rencana kerja :
¨ Keadaan lapangan lokasi proyek
Hal ini dilakukan untuk memperkirakan hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan.
¨ Kemampuan tenaga kerja
Informasi detail tentang jenis dan macam kegiatan yang berguna untuk memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang harus disediakan.
¨ Pengadaan material konstruksi
Harus diketahui dengan pasti macam, jenis, dan jumlah material yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan. Pemilihan jenis material yang akan digunakan harus dilakukan di awal proyek, kemudian dipisahkan berdasarkan jenis material yang memerlukan waktu untuk pengadaan, misalnya material pabrikasi biasanya tidak dapat dibeli setiap saat, tetapi memerlukan sejumlah waktu untuk kegiatan proses produksi. Hal ini penting untuk membuat jadwal rencana pengadaan material konstruksi.
¨ Pengadaan alat pembangunan
Kegiatan yang memerlukan peralatan pendukung pembangunan harus dapat dideteksi secara jelas karena berkaitan dengan pengadaan peralatan. Jenis, kapasitas, kemampuan, dan kondisi peralatan harus disesuikan dengan kegiatannya.
¨ Gambar kerja
Selain gambar rencana, pelaksanaan proyek konstruksi juga memerlukan gambar kerja untuk bagian – bagian tertentu/khusus. Untuk itu, perlu dilakukan pendataan bagian – bagian yang memerlukan gambar kerja.
¨ Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan
Dalam penyusunan rencana kerja faktor penting yang harus dijamin oleh pengelola proyek adalah kelangsungan dari susunan rencana kegiatan setiap item pekerjaan.
Manfaat dan kegunaan rencana kerja :
a. Alat koordinasi bagi pimpinan
Dengan menggunakan rencana kerja, pimpinan pelaksanaan pembangunan dapat melakukan koordinasi semua kegiatan yang ada di lapangan.
b. Sebagai pedoman kerja para pelaksana
Rencana kerja merupakan pedoman terutama dalam kaitannya dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk setiap item kegiatan.
c. Sebagai penilaian kemajuan pekerjaan
Ketetapan waktu dari setiap item kegiatan di lapangan di pantau dari rencana pelaksanaan dengan realisasi pelaksaan di lapangan.
d. Sebagai evaluasi pekerjaan
Variasi yang ditimbulkan dari perbandingan rencana dan realisasi dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk menentukan rencana selanjutnya.
2.3. Rencana Lapangan
Rencana lapangan adalah suatu perletakan bangunan–bangunan pembantu yang diperlukan sebagai sarana pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan.
Tujuan pembuatan rencana lapangan adalah untuk mengatur letak bangunan–bangunan pembantu sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efisien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang disusun.
Jenis dan macam bangunan pembantu tergantung dari :
· Besar kecilnya pekerjaan.
· Waktu pelaksanaan pekerjaan.
· Jenis/macam dan ukuran dari bangunan yang akan dilaksanakan.
Pada umumnya penyiapan lokasi pekerjaan mencakup :
a. Penyelidikan lapangan
Tujuan dari site investigation adalah untuk menidentifikasi dan mencatat data yang diperlukan untuk kepentingan proses desain maupun proses konstruksi.
b. Pertimbangan tata letak
Tata letak disuatu proyek sangat berpengaruh terhadap efisiensi selama proses konstruksi, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
· Pertimbangan umum
· Pertimbangan jalan masuk
· Pertimbangan penyimpanan bahan
· Pertimbangan akomodasi
· Pertimbangan fasilitas sementara
· Pertimbangan peralatan
· Pagar lokasi
· Kesehatan dan keselamatan kerja
1. Keamanan lokasi proyek
Tujuan utama dari site security adalah:
· Keamanan dari pencuri
· Keamanan dari perampokan
· Keamanan dari penyalahgunaan
2. Penerangan lokasi proyek
Penerangan dibutuhkan jikaa hendak melanjutkan pekerjaan (lembur) pada malam hari atau jika sinar matahari tidak cukup terang sebagai pendukung untuk melakukan kegiatan. Penerangan yang cukup juga dapat mencegah penyalahgunaan pemanfaatan barang atau peralatan.
3. Kantor proyek
Pemilihan bentuk serta material untuk keperluan kantor proyek ditentukan oleh kontraktor, dan tentunya sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. Material yang sering digunakan terbuat dari kayu, mobil caravan atau lainnya. Kebutuhan ruang biasanya dipisahkan antara manajer proyek, ruang administrasi serta ruang untuk pekerja proyek.
Ukuran dari kantor proyek ini dapat diperkirakan berdasarkan asumsi bahwa kebutuhan ruang setiap satu orang sebesar 3,7 m2 dan 11,5 m2, kedua acuan tersebut harus dipenuhi.
4. Penyimpanan material
Kegiatan penyimpanan material dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristik setiap jenis material, baik sifat fisik, ukuran fisik. Hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan antara lain :
· Jenis material/komponen yang akan disimpan
· Kebutuhan ruang yang diperlukan untuk penyimpanan
· Alokasi ruang dalam tata letak lokasi proyek
Untuk lebih lengkap, silahkan download pada Link dibawah ini:
Untuk lebih lengkap, silahkan download pada Link dibawah ini:
0 komentar:
Posting Komentar